Menurut teori Triple Bottom Line (TBL) yang dikemukakan oleh John Elkington, dalam mempertahankan sebuah organisasi, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu keuntungan (profit), pemangku kepentingan (people), dan lingkungan (planet) (Salim, Agus, 2017). Perkembangan zaman menuntut perusahaan untuk tidak hanya
memperhatikan laba semata, namun juga kondisi sekitar dimana di
dalamnya termasuk aspek masyarakat dan lingkungan hidup. Ketiga
aspek ini disebut juga sebagai Triple Bottom Line (TBL). Sebenarnya,
pendekatan ini telah banyak digunakan sejak awal tahun 2007 di
Indonesia seiring perkembangan pendekatan full cost accounting yang
banyak digunakan oleh perusahaan sektor publik. Pada perusahaan
sektor swasta, salah satu bentuk TBL diterapkan dalam penerapan
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/CSR). Konsep TBL mengimplikasikan bahwa perusahaan harus lebih
mengutamakan kepentingan stakeholder (semua pihak yang terlibat dan
terkena dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan) daripada
kepentingan shareholder (pemegang saham). Kepentingan stakeholder
ini dapat dirangkum menjadi tiga bagian yaitu kepentingan dari sisi
keberlangsungan laba (Profit), sisi keberlangsungan masyarakat
(People), dan sisi keberlangsungan lingkungan hidup (Planet).
Profit di sini lebih dari sekadar keuntungan. Profit di sini berarti
menciptakan fair trade dan ethical trade dalam berbisnis. People
menekankan pentingnya praktik bisnis suatu perusahaan yang
mendukung kepentingan tenaga kerja. Secara lebih spesifik, konsep ini
melindungi kepentingan tenaga kerja dengan menentang adanya
eksploitasi yang mempekerjakan anak di bawah umur, menerapkan
pembayaran upah yang wajar, lingkungan kerja yang aman dan jam kerja
yang dapat ditoleransi.
Bukan hanya itu, konsep ini juga meminta perusahaan memperhatikan
kesehatan dan pendidikan bagi tenaga kerja. Planet berarti mengelola
dengan baik penggunaan energi, terutama atas sumber daya alam yang
tidak dapat diperbarui. Mengurangi hasil limbah produksi dan mengolah
kembali limbah agar menjadi aman bagi lingkungan, mengurangi emisi
CO2 ataupun pemakaian energi, merupakan praktik yang banyak
dilakukan oleh perusahaan yang telah menerapkan konsep ini.
Definisi Triple Bottom Line
TBL pertama kali diperkenalkan oleh Elkington pada tahun 1994. Dalam
bukunya yang berjudul Cannibals with Forks, Elkington menjelaskan TBL
sebagai economic prosperity, environmental quality, dan social justice
(Elkington,1998 p.ix).
Berikut adalah pengertian TBL berdasarkan
pendapat beberapa ahli yang kami kumpulkan:
1. Menurut Andrew Savitz yang dikutip dalam Slaper dan Hall (2011):
TBL “captures the essence of sustainability by measuring the impact
of an organization’s activities on the world.... including both its
profitability and shareholder values and its social, human and
environmental capital.”
2. Definisi dari sustainability yang dikutip dalam Smith (2011):
a) Menurut Ott: “A system in which the economy is a subsystem of
human society, which is itself a subsystem of the biosphere and a
gain in one sector is a loss from another.”
b) Menurut The Earth Chapter Initiative: “A sustainable global society
founded on respect for nature, universal human rights, economic
justice, and a culture of peace.”
c) Menurut World Summit UN General Assembly: “The reconciliation
of environmental, social and economic demands as the three
pillars of sustainability.”.
3. Menurut SustainAbility yang dikutip dalam Mitchell, et al. (2008) : “The whole set of values, issues and processes that companies must
addres in order to minimise any harm resulting from their activities
and to create economic, social and environmental value.” Definisi
yang lebih sempit: “ A framework for measuring and reporting
corporate performance against economic, social and environmental
parameters.”
4. Menurut Das yang dikutip dalam Akisik dan Gal (2011):
“...sustainability is a process which ensures the development of all
aspects of human life. It means resolving the conflict between various
competing goals, and involves the simultaneous pursuit of economic
prosperity, environmental quality and social equity famously known as
triple bottom line..