Nama Dokumen Standar Operasional Prosedur ( SOP ) PT. KESADARAN INDONESIA
Penanggung jawab Direktur Utama
Penyusun 1. Dewan Komisaris
2. Dewan Direksi
3. Para Manajer di PT. KESADARAN INDONESIA
Tanggal pembuatan 12 Agustus 2009
Definisi Budaya Organisasi
1. Menurut Rivai dan Mulyadi (2012, p.374) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Budaya organisasi menurut Stephen Robbins dalam Wibowo (2010, p.17), adalah sebuah persepsi umum yang dipegang oleh anggota organisasi, suatu sistem tentang keberartian bersama.
3. Menurut Sedarmayanti (2014, p.75) mendifinisikan budaya organisasi adalah sebuah keyakinan, sikap, dan nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam organisasi, dikemukakan dengan lebih sederhana, budaya adalah cara kita melakukan sesuatu disini. Dikuti dalam jurnal Deni Sulistiawan, Sukisno S. Riadi, Siti Maria (2017)
Latar belakang
Perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari di perusahaan, karena hakikat perubahan itu justru perubahan itu sendiri, mengutip istilah dalam The7Awareness “From Good to Great”, dipastikan perusahaan ingin selalu mnejadi yang terbaik diantara yang baik. Bahkan dalam budaya organisasi yang akan bertahan diantara banyaknya tekanan bisnis dan tekanan peluang (Double Distruption) adalah mereka yang memiliki budaya organisasi “Great” bukan hanya sebatas “Good”. Ada banyak bisnis yang akan hilang di 5-10 tahun yang akan datang walaupun saat ini mungkin menjadi bisnis paling menjanjikan , namun perubahan zaman yang bukan lagi per100 tahun atau 10 tahun namun 1 menit membuat perusahaan harus memiliki Budaya organisasi yang mempengaruhi “mindset, heartset dan soulset” pegawai sehingga mereka memiliki loyalitas dan efektifitas serta membuka jalan sukses orang lain untuk maju bersama di perusahaan.
Pada saat perusahaan memiliki budaya organisasi yang sudah cukup di “Good’ , maka perusahaan akan menghadapi SDM yang memiliki 4 hambatan utama yang dihadapi yaitu :
1. Rasa nyaman yang tinggi, karakter dari budaya kerja seperti ini adalah menunda-nunda pekerjaan dan selalu sulit diajak melakukan “transformasi ‘ di dalam perusahaan itu sendiri.
2. Ketakutan yang berlebihan, karakter dari budaya kerja ini akan membuat karyawan tidak berani melakukan inovasi dan krativitas tanpa batas sehingga menjadi karyawan yang cukup “manut dan patuh” namun tidak memiliki ide segar membawa perusahaan melewati masa -masa sulit.
3. Fokus kepada kesuksesan masa lalu, budaya kerja dan organisasi seperti ini terlalu melihat kesuksesan di masa lalu sehingga meremahkan pesaing seperti contoh adalah Nokia.
4. Merasa diri kurang layak, karakter dari budaya kerja di perusahaan akan terhambat ketika organisasi berhenti ketika kurangnya SDM yang mengisi posisi jabatan tertentu.
Budaya organisasi di PT. KESADARAN INDONESIA adalah mengambil semangat dari Jim Coliins (2005) “Good to Great”. Pada prinsipnya “jika perusahaan kita bisa mencapai Great, mengapa cukup hanya sebatas “good”.
.
Maksud/ Tujuan
Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. di samping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi, sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersam-sama. Adapun lebih jelas maksud dan tujuan Budaya Organisasi adalah sebagai berikut :
1. tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku anggota atau karyawan sehingga mampu meningkatkan fungsi peran sebagai pembeda antara organisasi satu dengan organisasi yang lain untuk menghadapi berbagai tantangan pada masa yang akan datang.
2. Meningkatkan jiwa gotong royong;
3. Meningkatkan kebersamaan;
4. Meningkatkan keterbukaan satu sama lain;
5. Meningkatkan jiwa kekeluargaan;
6. Meningkatkan rasa kekeluargaan;
7. Meningkatkan komunikasi yang lebih baik antar anggota
8. Meningkatkan produktivitas kerja;
9. Meningkatkan ketanggapan karena adanya perkembangan dunia luar;
Manfaat
1. Agar dapat membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dan organisasi yang lain karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda;
2. Agar tertanam rasa memiliki identitas sebagai anggota;
3. Agar mampu mementingkan tujuan bersama daripada mengutamakan kepentingan individu;
4. Agar bisa menjaga stabilitas organisasi.
Pelaksana budaya organisasi Dari level pimpinan sampai anggota organisasi atau perusahaan
Penanggung jawab pelaksana 1. Pimpinan yang selalu mengevaluasi
2. Anggota yang melaksanakan
Asas implementasi
Untuk membentuk budaya organisasi yang baik, terdapat beberapa asas di dalamnya. Berikut asas-asas budaya organisasi dilansir dari buku Budaya Organisasi (2019) karya Edy Sutrisno, yaitu:
Asas tujuan
Perusahaan yang berhasil menetapkan tujuan untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi konsumen dan menghasilkan semangat bagi karyawan. Pimpinan harus memiliki pandangan mengeenai tujuan perusahaan dan membangkitkan semangat kerja sama pada karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Asas konsensus
Perusahaan sukses adalah pemimpi yang berhasil membuat kearifan kolektif dalam membuat keputusan. Keputusan konsesus merupakan keputusan kelompok, yang umumnya lebih kompleks, jangka panjang, dan strategis.
Asas keunggulan
Semangat menguasai kehidupan dan jiwa seseorang atau perusahaan menjadi sebuah keunggulan. Keunggulan hanya dapat dicapai sebagai hasil dari kemampuan mempelajari dan menanggapi keadaan lingkungannya dengan cara kreatif dan produktif.
Asas kesatuan
Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, setiap karyawan harus berpartisipasi dalam manajemen dan melakukan pekerjaan yang produktif. Jika dalam sebuah organisasi masih mempertahankan perbedaan kelas, akan menjadi penghalang terciptakanya produktivitas.
Asas prestasi
Jika perusahaan menghargai prestasi pekerja, maka perusahaan juga akan menerima kembali prestasi dari orang lain yang dihargai. Menghargai prestasi karyawan dapat dilakukan dalam bentuk pemberian upah, promosi, binus, pemilikan saham, profit sharing, surat penghargaan, dan masih banyak lainnya.
Asas empiris
Keberhasilan perusahaan di masa datang tergantung oada kemmapuan untuk berpikir realistik, jelas, kritis, dan kreatif. Diperlukan data nyata atas dasar empiris, sepanjang waktu, yang perlu diketahui dan dilihat oleh para karyawan, dan dapat dianalisis demi keperluan pengambilan keputusan.
Asas keakraban
Artinya kemampuan berbagi rasa dengan cara penuh percaya, yang akan memberikan penghargaan yang tulus serta perhatian mengenai kepentingan-kepentingan pribadi yang bersangkutan. Keakraban memungkinkan timbulnya kepercayaan, pengobranan, dan loyalitas.
Asas integrasi
Pemimpin membutuhkan pengikut. Pengikut mengikuti pemimpinnya, karena yakin bahwa langkah yang dilakukan pemimpin itu benar. Kepercayaan dan keyakinan hanya bisa dibentuk bila pemimpin bertindak atas dasar integritas, seperti jujur, bertanggung jawab, konsisten, adil, dan mampu.
Dasar pembuatan budaya organisasi
Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu dimensi yang tidak tampak (intangiable) dan dimensi yang tampak (tangiable). Dimensi yang tidak tampak yaitu meliputi: spirit/nilai-nilai, keyakinan, dan idiologi yang dimanifestasikan dalam dimensi yang tampak, meliputi: kalimat, baik tertulis maupun lisan yang digunakan, perilaku yang ditampilkan, bangunan, fasilitas, serta benda yang digunakan di sekolah (Calldwell dan Spinks, 1993)
Bentuk-bentuk budaya organisasi
Siswanto dan Sucipto (2008:147) Ada beberapa bentuk budaya organisasi di antaranya, yaitu:
1. Budaya peran (apollo) Jenis budaya organisasi (lembaga) yang dimiliki ciri-ciri birokrasi tinggi, dikelola secara secara ilmiah dan memiliki disiplinn tinggi.
2. Budaya kuasa (zeus)Jenis budaya orgaisasi yang mempunyai ciri-ciri yaitu ada seorang tokoh di tengah-tengah dan di pusat hubungan dengan teman-teman yang sehati sepikiran dan mempunyai ciri-ciri lisan yang kuat da intuitif.
3. Budaya tugas atau matrik (athena) Jenis budaya organisasi di aman di dalamnya orang-orang berkumpul dari latar belakang ilmu dan keterampilan yang berbeda-beda, namun mereka berfokus pada tugas yang sama.
4. Budaya atomistis (bionysius)Jenis budaya organisasi di aman di dalam orang-orang berkumpulan karena suatu minat, visi atau keterangan yang sama.