NO
BOX LEADERSHIP
Studi
Kasus pada Universitas Pamulang
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Jauh sebelum adanya pandemi yang mendorong
dan menggerakan sebuah organisasi atau perusahaan sukses adalah peran
kepemimpinan dari seseorang atau beberapa orang yang telah berhasil menjadi “role model” bagi dirinya dan orang
lain. Hal ini telah dibuktikan oleh para tokoh-tokoh yang menginspirasi orang
lain, bahkan ketika dirinya telah wafat namun namanya justru semakin dikenal
dan dikenang oleh genarasi setelahnya, seperti contoh Bung Karno, Mother
Therasa, Mahatma Ghandi, Isac Newton, KH. Hasyim Asy’ari dan KH.Ahmad Dahlan
dan masih banyak lagi yang lainya. Kepemimpinan bukan hanya seni bagaimana
memimpin namun sebuah upaya mempengaruhi orang lain untuk bangkit, berubah dan
berlari untuk menyadari dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik (Sharma, 2005:
191).
Hal ini yang akan membedakan antara
pemimpin (Ledaer) dan manajer, ketika
pemimpin melihat visi jangka panjang yang ditarik menjadi sesuatu hal nyata
sementara menejer justru melihat kenyataan hari ini dan bagaimana proses terus
harus berjalan, ibarat sebuah perjalanan kapal pesiar Star Cruise Virgo yang
akan berjalan dari Pelabuhan Singapore menuju Phuket tentu saja tidak bisa
dilepaskan dari tugas kapten kapal yang merupakan pemimpin dan para manajer
kapal yang memastikan semua kebutuhan kapal tersedia dengan baik, seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk misi tersebut sampai yaitu ketujuan yang
dicita-citakan sementara manajer memastikan proses berjalan dengan baik (
Covey, 2009: 23).
Sejak abad 20 sebenarnya sedang memasuki
abad yang kelima setelah sebelumnya telah dilewati 4 abad yaitu Abad pemburuan (Hunter age), Abad pertanian (Agriculture
Age), Abad Industri (Industrial Age),
Abad Teknologi Informasi (IT Age). Inilah
abad yang disebut sebagai Wisdom Age
(Abad Kearifan), dalam abad yang kelima ditekankan upaya bagaimana manusia
menjadi manusia kembali yang memiliki potensi kepemimpinan bahkan sudah di
siapkan sejak dalam kandungan, manusia bukan lagi menjadi obyek dari teknologi
sendiri namun sebuah langkah yang dilakukan dengan sadar bahwa sebuah teknologi
sehebat dan secanggih apapun pada ujungnya pengendali utama adalah manusia, hal
ini juga ditandai dengan Revolusi Indutsri 5.0. (Kertajaya, 2001: 121).
Ketika kepemimpinan pada teknologi
4.0 fokus kepada pengembangan pikiran
berbasis “Out of the box” sehingga secara tren menuju perkembangan
otomatisasi serta pertukaran data dalam industri manufaktur. Tren-tren seperti Internet of
Things (IoT), Industrial
Internet of Things (IioT), Sistem Fisik Siber (SFB), Artificial Intelligence (AI), Pubrik pintar dan lain sebagainya
yang awalnya membingungkan namun sekarang menjadi “Top of mind” di era digitalisasi . Dengan adanya digitalisasi terasa
dunia cepat sekali berputar dan berubah, jika sebelumnya kita harus menunggu
informasi melalui surat pos, lalu bergeser dengan telekomunikasi “Handphone” dan akhirya memasuki dunia “Realtime”, hanya dengan hitungan detik
kita terhubungn dengan sesame manusia di berbagai negera yang berbeda .
(Kasali, 2019:10).
Namun yang menarik adalah justru adalah
semakin manusia modern , mereka semakin ditinggal oleh kemoderenan yang
diciptakanya sendiri. Psikolog Rollo May di New York menyampaikan bahwa ada
derita-derita manusia yang dimanjakan oleh teknologi dan kemodernan seperti
keterasingan, merasa diri kurang layak, menyerah pada keadaan tekanan yang
berat dan kehilangan makna hidup (May. 1996: 11). Pada ujungnya teknologi yang
tanpa diseimbangkan dengan kepemimpinan berbasis kesadaran hanya akan menjadi
‘penjara” bagi penggunanya sendiri. Manusia menciptakan komputer yang canggih
namun mentalnya masih tertinggal, manusia menciptakan handpone yang paling
mahal dan hebat namun mentalnya masih mental anak bayi berbicara, manusia menciptakan mobil listrik cepat namun
mentalnya masih mental gerobak, justru terjadi kesenjangan yang melahirkan
mandulnya potensi kepemimpinan . (Yusuf, 2010: 13).
Akhirnya teknologipun di sadari sebagai “tool” yang membantu mempermudah dan
melayani manusia namun manusia adalah “key
factor success” sehingga teknologi industri 5.0 menawarkan jawaban dari
krisis manusia modern yang memisahkan antara dunia benda (maya) dan manusia. Teknologi 5.0 yang kemudian dikenal dengan
Society 5.0 terhubung dengan kesadaran baru dunia terhadap perubahan terlebih
dikuatkan ketika adanya Pandemi Covid 19 ini , para pemimpin di “Society 5.0”
merupakan gambaran baru tentang kepemimpinan level 5 yaitu Wisdom Leadership, kepemimpinan yang tidak hanya mengandalkan
kemampuan logis namun juga kemampuan intuitif, sehingga cara berpikir tidak
hanya “out of the box” namun “NO BOX”.
Kepemimpinan “NO BOX” memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuatan intuitif yang
dominan akan membuat seorang pemimpin “No
Box” memiliki caara-cara menghitung peluang berbeda dengan pada umumnya,
pengalaman masa lalu menjadi modal suskes dalam pengambilan keputusan ,
persoalanya adalah pemimpin “NO BOX” seringkali memiliki aturan baru yang
seringkali tidak bisa diduplikasi oleh orang lain sehingga semuanya terfokus
kepada dirinya sendiri. Hal inilah yang membuat Peneliti merasa perlu
mempelajari apakah kampus Universitas Pamulang diatas kesuksesanya
tersentralisasi kepada pemimpin yang berkarakter ‘NO BOX”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang
masalah bisa di identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Adanya
pertanyaan besar tentang pertumbuhan besar dan cepat dari kemajuan Unpam .
2. Siapakah
sosok dibalik kesuksesan kampus Universtas Pamulang.
3. Bagaimanakah
cara kepemimpinan yang dilakukan di Universitas Pamulang
4. Apakah
kepemimpinan “NO BOX” yang dilakukan oleh pendiri Universitas Pamulang bisa
efektif .
C. RUMUSAN MASALAH
Dari pembatasan masalah , maka bisa
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah cara kepemimpinan “No Box” pada Universitas Pamulang ?
2. Mengapa kepemimpinan “No Box” bisa dipraktikan pada Univeristas Pamulang?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui bagaimanakah kepemimpinan “NO
BOX” pada kampus Universitas Pamulang
2. Untuk
memahami siapakah sosok dibalik suksesnya perkembangan dan pembangunan
Universitas Pamulang
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat
teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat untuk dunia pendidikan baik untuk dosen maupun mahasiswa sehingga
mendapatkan inspirasi dan motivasi dari kekuatan cita-cita tentang kepemimpinan
yang dilakukan kepada kampus Univeristas Pamulang.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
peneliti
Diharapkan memberikan pengetahuan dan pencerahan
baru kepada peneliti dalam rangka meningkatkan cara berpikir kritis.Selain itu
juga menambahkan motivasi dari dalam tentang kepemimpinan yang bisa dihubungan
dengan kapasitas diri peneliti sendiri.
b. Bagi
instansi terkait
Diharapkan dapat memberikan memberikan
masukan positif bagi kinerja karyawan (pegawai)
di lingkungan Universitas Pamulang dalam motivasi dan kepemimpinan pegawai
sehingga dijadikan “role model” perubahan yang cepat dan dinamis menyongsong
era perubahan.
c. Bagi
peneliti lain
Menjadi
pertimbangan dan pengetahuan peneliti
lainya dalam rangka melakukan penelitian kualitatif .
F. DAFTAR PUSTAKA
Alire, C. A. (2001). Diversity and leadership: The
color of leadership. Journal of Library Administration, 32(3–4).
https://doi.org/10.1300/J111v32n03_07
Anton M,Meliono,Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Penerbit Balai Pustaka Utama, Jakarta : 1990
Casaló, L. V., Flavián, C., & Ibáñez-Sánchez, S.
(2020). Influencers on Instagram: Antecedents and consequences of opinion
leadership. Journal of Business Research, 117.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.07.005
Gandolfi,
F., & Stone, S. (2018). Leadership, leadership styles, and servant
leadership. Journal of Management Research, 18(4).
Hoch, J. E., Bommer, W. H., Dulebohn, J. H., & Wu,
D. (2018). Do Ethical, Authentic, and Servant Leadership Explain Variance Above
and Beyond Transformational Leadership? A Meta-Analysis. Journal of
Management, 44(2). https://doi.org/10.1177/0149206316665461
Ingram, O. C. (2016). Servant leadership as a
leadership model. Journal of Management Science and Business Intelligence,
1(1).
Koohang, A., Anderson, J., Nord, J. H., &
Paliszkiewicz, J. (2020). Building an awareness-centered information security
policy compliance model. Industrial Management and Data Systems, 120(1).
https://doi.org/10.1108/IMDS-07-2019-0412
Piasecka, A. (2000). Not “Leadership” but
“leadership.” Industrial and Commercial Training, 32(7).
https://doi.org/10.1108/00197850010379802
Muller, G. F. (2005). Leadership by self-leadership.
In Fuhrung durch Selbstfuhrung. (Vol. 36, Issue 3).
(Muller, 2005)
Sanivarapu, R., Sharma, R., & Akella, J. (2020).
THINKING OUT OF THE BOX: MANAGEMENT OF VALPROIC ACID TOXICITY WITH CARBAPENEMS.
Chest, 158(4). https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.08.754
Sharma, R. (2012). The Leader Who Had No Title. Leader
Who Had No Title.
Nopriyanto, R., Tentama, F., & Sari, E. Y.
D. (2020). Effect of Employee Engagement and Workplace Spirituality of
Organizational Citizenship Behavior Employees Supermarkets Aaa. Jurnal
Ipteks Terapan, 4(November).
Mir, M. M., Khan, A., & Abbas, Q. (2020).
Transformational Leadership Style and Talent Retention in Pakistani Banks: A
Serial Multiple Mediation Model. ETIKONOMI, 19(1).
https://doi.org/10.15408/etk.v19i1.11264
Showry, M. (2014). Self-Awareness - Key to Effective
Leadership. IUP Journal of Soft Skills, 8(1).
Sharma, A., Nunkoo, R., Rana, N. P., & Dwivedi, Y.
K. (2021). On the intellectual structure and influence of tourism social
science research. Annals of Tourism Research.
https://doi.org/10.1016/j.annals.2021.103142
Sanivarapu, R., Sharma, R., & Akella, J. (2020).
THINKING OUT OF THE BOX: MANAGEMENT OF VALPROIC ACID TOXICITY WITH CARBAPENEMS.
Chest, 158(4). https://doi.org/10.1016/j.chest.2020.08.754
Yusuf, Nanang Qosim, The7Awareness : 7 Kesadaran hati dan Jiwa
Menjadi Manusia Di atas rata-rata, Gramedia, 2007
ZUCKERMAN, J. D., FRIEDMAN, A., & CASTRO, M.
(2018). Self-Awareness: the Ladder To Leadership Success. Chief Learning
Officer, 17(2).