Oleh #Naqoy
(Motivator, Penulis dan Pemenang penghargaan hari santri 2017 sebagai santri wirausaha)
Hari santri ditetapkan tanggal 22 Oktober 2020, Keppres
sendiri dikeluarkan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo nomer 22 di Masjid Istiqlal Jakarta. Hari santri dirayakan sebagai peringatan perjuangan kaum santri dalam jihad memerdekakan Negeri yang kita cintai. Mungkin ada yang bertanya " mengapa tanggal 22 Oktober yah?".
Tanggal 22 Oktober berhubungan dengan peristiwa penting yaitu Deklarasi Jihad yang dilakukan oleh pendiri NU yaitu KH Hasyim Asy'ari di Surabaya pada tanggal 22 Oktober 1945. pada hari itu, KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada para santrinya untuk ikut berjuang untuk mencegah tentara Belanda kembali menguasai Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA).KH Hasyim Asy’ari menyerukan kepada santrinya bahwa perjuangan membela Tanah Air merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.
"Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu'ain atau wajib bagi setiap individu," ujar KH Hasyim Asy’ari.Seruan jihad yang dikobarkan oleh KH Hasyim Asy'ari ini membakar semangat para santri di kawasan Surabaya dan sekitarnya.Mereka kemudian bergabung dengan tentara Indonesia untuk menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Serangan ini terjadi selama tiga hari berturut-turut, yaitu dari tanggal 27 hingga 29 Oktober 1945. Jenderal Mallaby pun tewas keesokan harinya pada 30 Oktober 1945. Saat itu mobil yang ditumpanginya terkena ledakan bom dari para pejuang Tanah Air di kawasan Jembatan Merah, Surabaya.Kematian Mallaby pun menyulut pertempuran berdarah lainnya di kota Surabaya, yakni Pertempuran 10 November 1945.
Saya sendiri adalah santri dari Pondok Pesantren Nurul Huda Munjul Astanajapura Cirebon Jawa Barat, dipimpin oleh Kyai H. Zainal Muttaqien, Pondok Pesantren yang memberikan latihan kepemimpinan sehingga sampai hari ini, selama 2 periode seperti dalam buku MY NAME IS NAQOY diamani jabatan sebagai lurah santri pondok , kepercayaan tersebut melahirkan tanggung jawab dan mengaktifkan jiwa kepemimpinan sejak dini. Saya ingin mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada pondok dan para kyai di Munjul Cirebon.
Para santi di Indonesia memiliki semangat dan ruh 'IHSAN", sebuah konsep terpenting dalam pengabdian kepada masyarakat sehingga terus akan bermanfaat bagi dalam aktivitas di pemerintahan maupun di masyarakat. Apa itu IHSAN, kita bedah sama-sama :
I adalah INTERGRITAS, para santri dilatih memiliki mental jujur oleh para kyainya, dibangunkan kesadaran bahwa rasa takut yang terbesar bukan kepada lurah santrinya atau kepada ustadnya namun kepada Allah. Seperti cerita populer kisah tentang beberapa santri diberikan ayam dan pisau untuk disembelih ditempat yang tidak ada yang mengetahuinya, boleh di gunung atau hutan bahkan di tengah lautan, ketika hampir semua santri membawa ayamnya dalam keadaan sudah disembelih, ada 1 santri yang tidak memotong ayam tersebut dan kyai bertanya kepadanya "mengapa tidak memotong ayam kamu nak?, lalu santri ini menjawab "tidak ada tempat yang tidak bisa luput dari Allah , pak kyai" katanya. Inilah yang kemudian disebut intergritas, kejujuran sejati berupa melakukan sesuatu yang benar walaupun tanpa ada yang melihat.
H adalah HUMANIS, para santri adalah orang-orang yang penuh kebahagiaan dan keceriaan selalu bisa membawa masalah berat bagi banyak orang justru menjadi terlihat ringan dan mudah bahkan indah. Karakter humoris dan disukai oleh banyak orang dengan canda-candanya adalah mneyegarkan, hal ini ditampakan oleh Almarhum KH.Abdurahman Wahid (GUSDUR) yang selalu bisa mengemas hal-hal berat menjadi ringan. Di pondok seringkali kita temui para kyai yang kharismatik penuh canda dan menyenangkan para santrinya.
S adalah SPIRITUAL, para santri tentu saja dilatih dengan disiplin untuk memiliki semangat dalam menghidupkan spiritualitas, dari mulai ibadah wajib sampai ibadah sunah terus dibangun menjadi kebiasaan baru sehingga menjadi karakter mulia dan hebat. Seperti panduan buku 21 Days to be Transhuman yang melatih para peserta untuk membiasakan diri dalam 21 hari secara konsisten sehingga berakhir menjadi sukses di atas rata-rata.
A adalah AMANAH, para santri belajar bukan hanya tentang ilmu pengetahuan dan agama namun juga mempelajari dan mempraktikan langsung tentang rahasia dari amanah. Kepercayaan orang lain kepada dirinya dijaga dan dirawat dengan sebaik-baikya sehingga akhirnya menjadi keberuntungan bagi dirinya dan semuanya. Ketika mendapatkan kesempatan memimpin maka akan menjaga amanah, inilah yang menjadi kebutuhan negeri ini saat ini dan seterusnya yaitu memiliki para pemimpin yang berjiwa amanah.
N adalah Nasionalisme, para santri di pondok pesantren dilatih kesadaranya untuk mencintai negerinya dari sejak dini, sehingga para santri tidak mudah mengolok-olok negerinya sendiri, para santri menyadari pentingnya cinta tanah air, hal ini sejalan dengan kalimat yang disampaikan oleh Hadratus Syekh "KH.Hasyim Asy'ari bahwa Hubul Wathon Minal Iman" yaitu Cinta tanah air adalah sebagaian dari iman.
Selamat hari santri, santri sehat dan Indonesia kuat.