JANGAN MERASA CUKUP HANYA DI KEADAAN "GOOD"
Oleh : Naqoy- Founder Rumah Kesadaran
Hati-hati dengan 'good" anda karena banyak perusahaan dan bisnis yang hancur tengah jangan ketika diri mereka merasa good.
Nokia
Saya masih ingat betapa bahagianya waktu itu keti
ka memiliki HP Nokia Communicator dari istri tercinta, HP Nokia yang bisa dibolak balik seperti leptop kecil ini sangat mengesankan, bahkan naskah buku pertama saya tertulis di nokia ini, kemana saja dan dimana saja sellau menjadi buku catatan sekaligus asisten pribadi, bagi saya waktu itu sangat "wow,amazing".
Mungkin, bukan hanya saya saja, bisa jadi ini juga dirasakan oleh banyak orang di Indonesia dan Asia.
Namun semua kegembiraan itu ternyata harus hilang dalam waktu tidak lama, berkisar kurang lebih antara 3-5 tahun Nokia yang jaya itu akhirnya tertinggal jauh dan sampai akhirnya mereka memutuskan menyerah oleh tekanan zaman yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Handpone Nokia yang serba menjadi "top of mind" masyarakat Indonesia mendadak hilang diganti dengan brand yang awalnya belum dikenal yaitu "samsung". Nokia bahkan mengeluarkan versi androidpun namun masih sedikit untuk bisa bersaing dengan raksasa dunia gedget seperti Xiomi.
Banyak analisa yang habat, jitu dan topcer tentang fenomena Nokia, saya mengapresiakanya termasuk analisa Prof Rhenald Kasali dalam bukunya "DISRUPTION", pertanyaan besarnya adalah mengapa terjadi Disrupsi, ternyata semuanya kembali kepada pertanyaan diri sendiri 'mengapa saya nyaman di kondisi good sampai akhirnya susah mencapai Great".
Ketika seseorang merasa Good minimal ada 3 hal yang bisa membuatnya tertinggal dimasa depan, walau gemilang dikeadaan hari ini , (1). Rasa nyaman yang terlalu tinggi (2). Merasa diri yang terbaik (3). Meremehkan orang lain.
Seperti tulisan hebat Jims Collin dalam bukunya Good to Great.
salam Great
Naqoy Point Center