Sang guru
Oleh : Naqoy (Penuli buku Awareness of Ramadhan)
Tanpa adanya seorang guru, mentor, Coach mungkin kita juga bisa sukses namun dengan dibantu melalui seorang guru kesuksesan kita jauh lebih cepat, lebih indah dan lebih sistemats, karena kegagalan yang dialami oleh orang lain tidak semuanya harus dialami oleh kita, walau tetap saja jatah kegagalan akan ada yang mampir juga dalam diri kita bukan sterbaik atau bukan, teruji ketika kita ada masalah.
ebagai fitnah namun sebagai latihan apakah kita memang mahluk Allah yang
Hidup saya, bagaikan sebuah kendaraan yang mogok disebuah tanjakan, walau motornya masih bagus namun ketika tidak ada bensin tetap saja tidak bisa dijalankan sama sekali. Saya membutuhkan banyak orang yang menarik, mendorong dan membimbing, diantara mereka, orang-orang hebatdan berjasa adalah guru saya, Prof. Dr.H.Nasarudin Umar,MA, Beliau dan saya sama-sama di Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sementara beliau menjadi ketua DKM Masjid yang juga Wakil Rektor, sementara saya adalah marbot, office boy di masjid tersebut.
Interaksi saya dengan beliau sangat sering bahkan efektif, saya adalah General Affair yang bisa mengerjakan apapun waktu itu, dari mulai mengepel lantai masjid sampai menyiapkan teh dan kopi kepada tamu dan pengurus masjid, saya juga snagat bersyukur ketika harus mengambil tas beliau dan dibawa ke lantai 2 masjid, bagi saya mengangkat tasnya saja sudah bagian dari rahasia sukses dimasa depan. Karena di masjid hanya saya saja yang merupakan mahasiswa sambil menjadi petugas kebersihan maka saya adalah orang yang sangat sering mendapatkan panggilan oleh beliau baik di masjid maupun di rumah.
Suatu hari ketika ada kajian ICNIS di lantai 2, ketika beliau sedang memberikan materi dzikir As-syifa kepada jamaahnya, saya menyimak, mendengarkan dan mendoakan dalam hati "suatu saat saya ingin seperti beliau juga", sambil menyiapkan teh, kopi dan snack untuk break peserta di dapur belakang. Saya tersenyum dan bangga merasa bersyukur bisa ada di lingkungan penting dan hebat seperti ini waktu itu.
Setiap saya berjumpa dengan beliau, dari mulutnya terucap sebuah doa dan pujian kepada saya 'kamu rajin dan insya Allah akan sukses nanti" kata beliau. Rasanya bagaikan nutrisi jiwa yang lama saya rindukan, kalimat-kalimat tersebut menjadi afirmasi bagi saya di kemudian hari, dan satu hal yang juga saya selalu pamit dari beliau jika hari sabtu sore, beliau bertanya 'mau kemana naqo?, saya menjawab "ikut bedah buku di Gramedia Bintaro", lalu saya izin dan menuju ke Bintaro, ketika sampai di Gramedia Bintaro saya mengikuti bedah buku dari banyak orang, setiap selesai bedah buku saya mendekati penulisnya lalu berkata "mohon doa dan tanda tangan dibuku yang bapak tulis" lalu dia bertanya "Apa yang ingin ditulis dibuku ini" lalu saya menjawab "sukses, kaya dan bahagia", tiga kalimat itu menjadi doa dan menjadi benar-benar nyata hari ini.
Milikilah guru dalam jalan sukses anda, karena guru mengetahui kelemahan kita dan juga kelemahan orang yang bisa jadi bersebrangan dengan kita.
Naqoy Point Center
NAQOY