#Kendari
oleh NAQOY
Ketika saya masih menjadi seorang marbot dan penjaga sepatu di masjid dan sebagai mahasiswa kampus UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA salah satu kebiasaan saya yang tentu saja jarang dilakukan oleh teman sekelas adalah seminggu sekali mengunjungi toko buku Gramedia di Bintaro Plaza, lalu apa yang saya lakukan, ada tiga hal :
pertama adalah membaca buku lebih dari 2 jam, buku-buku yang sengaja dibuka untuk dibaca terlebih dahulu adalah santapan pertama, membaca buku diruangan ber AC adalah hal yang indah ketika itu.
Kedua adalah membayangkan bahwa kelak saya akan menjadi penulis seperti mereka yang buku-bukunya dibaca dan menginpirasi.
Ketiga adalah ketika kebetulan ada booksigning (tanda tangan dan jumpa ponulis) saya akan berusaha memiliki buku tersebut walau seringkali harus memilih apakah uang satu minggu yang dikumpulkan ini akan untuk makan atau justru untuk isi dari otak saya, akhirnya saya menang, merelakan tidak makan hari itu untuk membeli buku. Ketika buku telah saya miliki, lalu saya mendekati penulisnya dan meminta tanda tangan dan doa, penulis akan bertanya "siapa namanya de", saya menjawab "Naqo" lalu penulis akan bertanya ulang "nama kamu dek, kaya kaca naqo" sambil bercanda. Lalu penulis itupun menggoreskan doa kepada bukunya untuk nama saya.
Doa dalam buku inilah (BOOKSINGNING) menjadi nyata hari ini dalam kehidupan saya. Hampir setiap minggu ketika berjunjung ke luar kota dalam seminar, training atau talkshow dan coaching saya terbiasa mendoakan mereka, saya percaya bahwa kalimat tersebut akan menjadi doa-doa yang akan terkirim ke langit dan akan kembali ke bumi untuk mereka yang telah didoakan menjadi sebuah kebetulan padahal tentu saja tidak ada namanya kebetulan.
(Kendari)