Seringkali pada saat bermasalah
banyak diantara kita yang terprovokasi oleh masalah tersebut sehingga yang
diperbesar justru adalah masalahnya bukan hakikat dari masalah itu sendiri. Hakikat
masalah pada ujungnya menjadikan manusia hebat dan kuat bukan sebaliknya, dalam
sistem yang kita miliki justru
Allah menyiapkan kita dengan sebuah hukum
tekanan, dikatakan bahwa tekanan yang datang kepada kita bukan menjatukan namun
justru mengangkat kita menjadi yang terbaik bahkan tidak bisa kita membayangkanya.
Saya ingin mencontohkan adalah kehidupan yang dialami oleh saya sendiri. Selama
4 tahun saya adalah marbot Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
setiap hari setelah pulang kuliah saya harus menunggu sepatu yang menitipkan ke
saya sampai jam 21.00 malam, terasa hening ketika setelah sholat isya, ketika
jamaah sudah pada pulang ke rumahnya masing-masing, saya sendiri menunggu dan
menutup pintu-pintu masjid, waktu itu tidak terbayang akan hidup seperti hari
ini, ketika jarang ada yang menitipkan sepatu bahkan untuk makan saja pun tidak
ada pegangan sama sekali.
Jika
saya melihatnya masalah tentu saja ini adalah masalah, hanya saja dari sudut
pandang saya berpikir bukan tentang masalah namun hakikat dari masalah. Pada
hakikatnya apa yang sedang terjadi dengan saya adalah latihan jiwa agar kuat
dan tentu saja hebat. Persoalanya adalah untuk menggali hakikat masalah kita
harus masuk ke dalam diri dengan
keterbukaan dan kesabaran. Saya teringat ketika suara adzan dzhuhur
berkumandang di kampus, saya segera menuju ke masjid, bukan menjadi imam namun
menjaga sepatu teman-teman kuliah termasuk adalah teman kuliah saya. Beberapa
teman ada yang bercanda sambal menyindir ‘ente
ga malu Nang, kuliah sambal jaga sepatu kita-kita” Saya hanya
tersenyum seperti biasa lalu menjawab “alhamdulillah sudah biasa bro”, bahkan
kadang ada teman bercanda “saya minta
sepatudi semir yah, biar kinclong” katanya. Kalimat-kalimat itu bukan
melelahkan saya namun justru menguatkan saya. Pertanyaanya adalah kenapa bisa?,
karena saya melihat bukan hanya masalah namun hakikat dari masalah itu sendiri,
ada sebuah aforisme dalam buku The7Awareness dikatakan bahwa “setiap pasien
membutuhkan pil pahit”.
Siapa
sih pasiennya itu ?, yah kita semua, setiap orang yang mudah sakit hati, mudah
kecewa, mudah marah, mudah putus asa, mudah negatif kepada orang lain, mudah
dendam, mudah terbakar emosi adalah pasien kehidupan yang membutuhkan pil
pahit. Pertanyaanya sederhana?, adakah pil pahit yang tidak pahit?, jadi setiap
peristiwa buruk yang terjadi dimasa lalu kita adalah pil pahit bagi kita semua
yang kelak akan membagunkan kesadaran kita. Cobalah bertafakkur sejenak,
bukankah keadaan kita saat ini, kesusesan dan kebahagiaan justru lebih sering karena
pil pahit kita dimasa lalu.
--------------------------------------------------------------------
Ingin mengundang Naqoy Hub (021) 75872807, 081905666479, 081287475463 Email the7awareness@yahoo.com www.the7awareness.com