Suatu hari dalam pelatihan
The7Awareness di Jakarta, saya
mendapatkan peserta yang sangat istimewa, minimal ada 3 alasan mengapa saya
menyebutnya istimewa. Pertama adalah beliau seorang ibu rumah tangga yang
memiliki hutang diatas 4 Milyar dan hutang itu bukan karena ulahnya sendiri
namun disebabkan karena mitra usahanya yang kabur justru meninggalkanya, kedua
ketika dirinya terjatuh suami yang harusnya menemaninya justru meninggalkanya
dan ketiga diapun kehilangan tempat
tinggalnya, sebuah apartemen mewah di
kawasan Cilandak. Orang yang biasa diatas kini harus menjadi dan merasakan
kehidupan orang biasa, tinggal di kontrakan petakan dan melihat anak-anaknya
berhenti sekolah formal dengan jalur “home
schooling”. Dimatanya penderitaan dan penderitaan justru semakin menumpuk
dan membuat dirinya semakin tidak ada nilainya, istilah kita adalah “habis jatuh tertimpa tangga”.
Ketika dirinya berkonsultasi kepada pengacara
ternama dan pengacara melihat semua buktinya, maka dirinya akan membawa teman
yang menipunya ke meja hijau (pengadilan), dirinya percaya bahwa dia menang dan
temanya yang akan dimasukan di penjara. Saya bertemu dengan ibu ini hari jumat
sampai minggu (pelatihan The7Awareness
silakukan 3 hari, dalam rencananya ibu ini akan mengkasuskan temannya hari
senin. Ketika break untuk makan
siang, peserta yang satu ini mendekati meja saya dan bicara bahwa dirinya bisa
ikut pelatihan The7Awareness karena
dibayari oleh teman yang berubah dan pernah mengikuti pelatihan ini, setelah
dia bercerita tentang persoalanya, lalu dia bertanya “Pa Naqoy, apakah langkah yang saya akan ambil hari senin besok itu
yang terbaik menurut bapak” katanya. Saya membuat sebuah tulisan yang
kemudian tulisan tersebut di bawa pulang olehnya hari pertama pertemuan
tersebut, apa sih isi tulisan yang menggetarkan jiwa tersebut , saya menulis
sebuah tulisan seperti ini “Orang kuat adalah orang yang bisa membalas
dendam namun memilih jalan untuk memaafkan”.
Sayapun
bicara padanya ‘bacalah catatan ini besok
pas makan siang kita lanjutkan pembahasan kita yah bu”, saya tahu bahwa
memaafkan itu tidaklah mudah namun bukan berarti tidak mungkin, menyimpan
dendam dan kebencian adalah sebuah beban dan tekanan, ibaratnya adalah
gendongan, cobalah minta 2 anak kecil berlari jarak dekat 100 M, anak pertama
lari tanpa beban dan anak kedua lari dengan beban 10 KG yang digendong,
pertanyaanya sederhana adalah siapakah yang menang, tentu saja yang lari tanpa
beban. Tahukah anda beban yang melebihi beratnya 10 Kg apa?, itulah dendam dan
kebencian di hati karena sulitnya memaafkan.
Dalam
buku saya 21 Days tobe Transhuman
dijelaskan bahwa penelitian terbaru menyebutkan mereka yang memiliki kebencian dan
dendam maka syaraf yang bekerja 360 sehingga ujungnya adalah lelah, sementara
mereka yang ceria dan penuh humor syaraf yang bekerja hanya 3, saya ingin
menambahkan lagi agar menguatkan anda bahwa seorang ibu yang melihat anaknya
nakal lalu marah kepada anaknya dan mengatakan “yes, yes”. Tidak bukan, seorang ibu akan merasakan lelah dan cape
sekali, berbeda terbalik dengan mereka yang tertawa, ceria dan bahagia justru
tidak terlihat lelah namun sebaliknya ada bonus awet muda.
Keesokan
harinya ketika makan siang, ibu yang mendapatkan catatan ini bertemu kembali
dengan saya dan langsung protes “Pak Naqoy, kalau saya memaafkan orang yang
mendolimi saya, terus yang membayar hutang saya siapa?” saya akan tetap
melanjutkan kasus ini ke pengadilan” katanya. Saya tersenyum melihat
semangatnya, lalu saya berkata “benar bu,
apa yang ibu sampaikan, mari kita ikuti apa yang ibu katakan, jika ibu akan
mengkasuskan maka ibu akan menyiapkan dana tambahan, jika mungkin ada orang
baik yang membela ibu, tetap saja ibu akan mengabiskan waktu dan energi yang
lama, selama proses sidang kebencian itu semakin menjadi terlebih melihat
wajahnya di persidangan, bayangkan persidangan yang dilewati berbulan-bulan, anggaplah sampai
1 tahun, terus bayangkan ibu yang menang dan kemudian pengadilan memberikan
hukuman kepada teman ibu, terus dia harus membayar namun ternyata uangnya sudah
tidak ada sehingga tidak bayar sama sekali kepada ibu, akhirnya ibu yang justru
memiliki hutang baru kepada pengacara. Pertanyaan saya, apakah ibu benar-benar
bahagia disini dan ibu memasukan teman ke penjara, apakah benar-benar puas dan
bahagia, atau jsutru aka nada perasaan baru yang timbul adalah perasaan
bersalah yang sering muncul.
Ibu inipun terdiam dan mungkin dalam pikiranya
tidak memikirkan sampai sejauh ini, lalu dirinya bertanya lagi, terus apa yang
saya akan dapatkan ketika saya bisa memaafkan “Begini bu, ketika ibu memaafkan dan berhasil, saya ulangi lagi
berhasil, ibu akan merasakan bahagia, dan bahagia itu bukan karena ibu bisa
memaafkan namun Allah memberikan ibu rasa bahagia yang rasa ini akan menarik
rezeki dari mana saja, 4 Milyar memang besar bu, bahkan saya belum bisa
membayangkan betapa besarnya, hanya saja
ibu harus tahu dan yakini bahwa kasih sayang Allah itu jauh lebih besar,
tinggal pertanyaanya adalah bagaimana agar kita diberikan kasih sayang oleh
Allah”, sementara peserta lain berlalu Lalang di ruang makan tersebut ibu
satu ini hanya duduk di depan saya dan kemudian air matanya menetes dan
mengatakan “Saya tahu jawabnya selama
ini, saya tahu Ya Allah, saya selama ini membesakan hutang 4 Milyar di hati
bukan Engkau Ya Allah” katanya.
_____________________________________________________________________
Kisah ini nyata, dan akhirnya 2 bulan setelahnya sang ibu ini lunas hutangnya 4 Milyar, untuk mengundang Naqoy- Penutur Kesadaran Indonesia bisa hub NAQOY CENTER (021) 75872807, 081905666479, 081287475463 email the7awareness@yahoo.com, www.the7awareness.com