Menguji iman dengan harta
Oleh : Naqoy- Nanang Qosim Yusuf
Master Trainer The7Awareness & Pakar Kesadaran
Hidup memang selalu berubah dari waktu ke waktu, saya lagi teringat 10 tahun yang lalu, hidup masih terasa berat, sangat berat mengubah kehidupan, menjadi asisten dosen yang digaji sangat kecil, dan hidup sebagai seorang kontraktor (ngontrak sana sini), sementara tekanan datang dari atas, bawah, kanan dan kiri. Kata s
iapa orang miskin tidak banyak tekanan, kata siapa orang kaya banyak uang tidak punya tekanan, pengalaman saya yang pernah diantara garis batas keduanya, sama-sama memiliki tekanan, yah orang kaya, yah orang miskin. Yang membedakan kelak bukan seberapa miskinya seseorang atau seberapa kayaknya seseorang namun seberapa hebat hatinya ketika tekanan datang, seperti yang saya tulis dalam buku The7Awareness bahwa "Orang sukses adalah orang biasa yang punya hati luar biasa".
Memiliki rumah nyaman, luas dan bagus siapa sih yang tidak ingin memilikinya, memiliki mobil besar dan mewah seperti Alpard dan sejenisnya siapa sih yang tidak tergiur termasuk saya hanya saja seringkali saya merenung sendiri, entah ini renungan kebenaran atau ketidakmampuan jiwa ini. Apakah dengan memiliki mobil semewah ini, jiwa ini tetap mau rendah hati menyapa tetangga, apa dengan mobil mewah ini jiwa ini tetap mau menuju masjid untuk beribadah, apakah dengan memiliki mobil mewah jiwa ini masih mau memiliki semangat dalam menuntut ilmu. Tentu saja kita yang bisa menjawab sendiri, kita juga yang bisa mengukur kadar keimanan kita, apakah hanya diuji oleh kemiskinan dan ketidakmampuan, atau sudah saatnya keimanan kita diuji oleh harta yang banyak dan kita lihat apakah kita tergoda atau tidak.
Dalam sebuah talkshow saya pernah menjawab "Ketika saya miskin, tidak punya uang terus saya tidak berbuat maksiat, tidak tergoda bagi saya tidaklah hebat tapi ketika saya memiliki harta, kesempatan, jabatan, uang yang lebih namun tetap tidak berbuat maksiat, tidak berbuat jahat, tidak berbuat yang merendahkan jiwa ini, itulah yang hebat".
Sejujunya banyak orang yang imanya kuat ketika diuji oleh kemiskinan namun banyak yang gagal ketika diuji oleh kekayaan dan ketenaran, silahkan mencoba, sayapun sedang melatih jiwa saya sendiri, bergeser dari yang disantuni orang lain menjadi penyantun mereka yang membutuhkan.