UNCONDITIONAL
HAPPINESS
(Bahagia tanpa
syarat)
“Kebahagiaan bukan diukur oleh
sebarapa banyak kita menerima,
namun seberapa banyak kita
memberi”
Nanang
Qosim Yusuf
suatu hari ada seekor ikan kecil bertanya kepada ikan besar
dalam lautan, “Aku selalu mendengar
teman-temanku bicara tentang samudra dan ombak, bisakah kau tunjukan dimana
letak samudra dan ombak tersebut” kata ikan kecil. Lalu ikan besar berkata
“Carilah satu minggu ini, kalau tidak
dapat kembalilah kepadaku kembali, kita janjian ditempat yang sama yah minggu
depan, disini” katanya. Lalu ikan kecil itu terus mencari sepanjang lautan,
masuk ke lorong-lorong gua dan semua tempat karena penasaran, namun ia tetap
tidak bisa menemukan dimana letaknya samudra, lalu akhirnya iapun menyerah dan
bertemu kembali ikan besar setelah melakukan perjalanan yang melelahkan.
“Aku sudah berkeliling lautan ini
selama satu minggu, dari pagi sampai malam tanpa istirahat, sampai aku lelah
sekali, sekarang aku menyerah. Tunjukanlah dimana sebenarnya samudra itu
berada”. Kata ikan kecil
berdialog dengan ikan besar yang ada didepanya. “ Wahai saudaraku yang penuh semangat,
sebenarnya samudra itu dimana kau tinggal, kamu berada saat ini dan nanti, kamu
hidup sekarang ini itulah samudra, karena samudra itu nama lain dari lautan” katanya.
Serupa dengan cerita diatas bahwa manusia modern yang hidup
dalam dunia modern justru terjebak oleh tembok-tembok kemodernanya yang
dibangun oleh dirinya sendiri. Hal ini ditegaskan dalam Training The7Awareness bahwa kita bagaikan orang yang
mengunci pintu rumah namun kita terkunci didalam rumah yang kita sendiri, lalu
kita meminta tolong untuk mereka yang lewat membuka pintunya, namun sampai lama
sekali tidak ada satu orangpun yang berhasil membukanya. Mengapa sulit sekali
membukanya?, karena kuncinya dipegang oleh kita yang menggemboknya.
Ada banyak orang di zaman modern
ini mencari jalan keluar dari persoalan yang ia hadapi namun kebanyakan dari
para pencari ia berhenti dan sebagian menyerah tengah jalan. Hanya beberapa
saja yang berhasil mencapai jalan keluar yaitu mereka yang percaya dan yakin
bahwa semua dimulai dari satu orang yaitu diri kita sendiri.
Apa yang dikejar oleh manusia selalu bergeser
dari zaman ke zaman dan dari waktu ke waktu.
Keinginan manusia yang cenderung rakus selalu berubah setiap masa dengan
begitu indah sehingga tanpa terasa kita sendiri tidak menyadari sama sekali.
Dalam pejalanan tersebut manusia mulai banyak mendefenisikan istilah bahagia
dengan kata tambahan “jika”. Namun kalimat tambahan ini ternyata
berdampak panjang kepada masa-masa keterasingan jiwa manusia modern itu
sendiri.
MANUSIA “JIKA” Suatu hari saya sedang menatap beberapa anak-anak bermain
di depan rumah, Buaran Serpong Tangerang Selatan. Tampak diantara mereka ada dua
inspirasi hidup saya “Zaara dan Zyvaa’, tanpa terasa
usianya sekarang sudah 5 tahun. Mereka terlihat bahagia dan bisa dikatakan
sangat bahagia, mereka belum menjadi manusia “jika”, mereka masih menjadi manusia apa adanya, tulus dan ikhlas
dalam segala hal. Bahkan bisa saja dikatakan ketika mereka bermain lalu
akhirnya saling berantem, semuanya dilakukan dengan tulus. Buktinya setelah
beberapa saat setelah itu mereka bisa bercanda, bermain dan bergembira kembali
seperti tidak ada sama sekali masalah.
Spontan, apa adanya, ceria dan ikhlas adalah cermin
kebahagiaan yang dimiliki oleh anak-anak kita. Mereka tidak menuntut apapun
yang berdasarkan karena iri atau keakuanya, mereka meminta sesuatu karena hanya
mereka ingin semata-mata. Pernahkah anda mengalami atau mungkin melihat sebuah
kejadian yang sederhana namun ini terjadi, ketika suatu hari ada dua anak
saling berebut mainan lalu kedua anak ini mengadu kepada orang tuanya sambil
menangis. Apa yang akan terjadi, setelah kejadian tersebut kedua orang tuanya saling membenci sangat lama, namu anak-anak
ini masih tetap bermain bersama.
Manusia “Jika”
mulai dibangun keinginan-keinginan yang ditimbulkan dari persepsi orang lain,
atau mungkin lingkungan yang memberikan respon sehingga akhirnya kita
terbelanggu oleh syarat-syarat yang kita buat sendiri. Ada seorang ibu yang merasa kurang bahagia dalam rumah tangga
karena ia belum memiliki rumah sendiri, ia bersama suaminya masih menjadi
kontraktor “ngontrak sana dan ngontrak
sini” sama seperti dulu penulis mengalami menjadi kontraktor rumah, ia manjadi manusia “Jika” ,tanpa ia sadari, bayangkan
selama ia belum memiliki rumah maka kebahagiaan itu di tahan, disimpan dan
diluar dirinya. Apa yang terjadi akhirnya, setiap hari dalam kondisi tidak
bahagia melahirkan sikap kebiasaan dan
ucapan yang mewakili ketidakbahagiaan. Kita akan sering melihat ibu ini akan
lebih banyak mengeluh dibandingkan bersyukurnya.
Seorang pekerja di perusahaan swasta ataupun pemerintah, ia
memberiikan syarat kepada dirinya bahwa ia akan bahagia jika ia telah menjadi Direktur
Utama di perusahaan tersebut, maka selama ia belum menjadi seorang
Direktur di perusahaan, ia merasa kehidupan baik jauh dengan dirinya. Setiap ia
bekerja ia akan merasa kurang total dalam menjalankan dan bisa di pastikan
dalam rutinitas seari-hari ia akan banyak mengalami kehilangan semangat dan
produktivitas.
Contoh yang ketiga adalah ketika ada seorang teman saya
menikah sudah hampir 10 tahun namun
belum mendapatkan keturunan, pasangan ini merasa mereka berdua adalah pasangan
yang kurang bahagia, ia selalu membandingkan pasangan lain yang kelihatan
bahagia karena memiliki keturunan. Jika selama ini teman saya menamkan keyakinan bahwa bahagia jika
memiliki anak, maka selama pernikahanya banyak hal yang lebih tidak menyenangkan.
Kita bisa bayangkan bagaimana mereka berdua menjalani pernikahan yang penuh
dengan ketidakbahagiaan.Dalam proses menjalani pernikahan tersebut maka akan
tampak ketidaknyaman satu dengan yang lainya.
Sebut saja namanya adalah Amron, teman saya ini tidak akan
pulang bertemu orang tuanya sebelum dirinya kaya dan sukses materi di Jakarta,
selama bertahun-tahun ia merantau namun kesuksesan masih saja jauh darinya. Ia
menjadi Manusia “jika” tanpa ia sadari. Dalam keyakinanya ia berkata
“Saya akan bahagia jika saya bias sukses dan membuat orang tua saya bangga”. Suatu
hari ia bertemu saya, lalu berbincang singkat seperti ini
Amron : ”Menurut pendapat abang,
apakah yang saya yakini benar, bahwa saya tidak akan pulang sebelum saya sukses
bang, masalahnya adalah mengapa kesuksesan bukan semakin mendekat justru
semakin menjauh dari saya bang”
Naqoy : ”Kesuksesan, kekayaan dan bahagia pada
dasarnya tidak ada hubunganya secara langsung Mron namun ketiganya bagaikan
puzzle yang saling menyempurnakan kehidupan ini, satu hal yang kau lupa. Saya
percaya dan selalu percaya dari dulu sampai sekarang bahwa orang tua kita, ibu
dan ayah kita adalah pintu pembuka kesuksesan. Kau bisa bayangkan, kau ingin
sukses namun kau justru menjauh dari pintunya. Kau lupa satu hal bahwa dalam
Training The7Awareness orang tua kita adalah PIAGAM KEHIDUPAN kita.
Amron : ”Apa tadi bang, piagam kehidupan, apaan yah?”
Naqoy : ”Kau punya piagam berapa banyak Mron? Coba
di ingat-ingat”
Amron
:
”Banyak bang, kalau diingat-ingat sejak kecil lebih dari 30 buah,
termasuk ijazah kuliah S1 dan S2 saya”
Naqoy : ”apakah kau tahu bahwa walaupun kau
memiliki banyak piagam, piagam kita akan kalah oleh piagam kehidupan ?”
Amron : ”Ayo dong bang, sudah ga
sabar nih, jadi penasaran banget”
Naqoy : Ibu kita adalah pemilik Piagam kehidupan
Mron, kau tahu aoa sebenarnya piagam kehidupab itu, dia adalah akte kelahiran,
seribu sertifikat,ijazah masih kalah sama akta kelahiran, terkadang bahkan
orang tua kita menyimpanya, bahkan terkadang ada yang tertumpuk diantara banyak
kertas, namun sebenarnya akta kelahiran perjuanganya melebihi susahnya ketika
kita kuliah ujian sekolah. Sekarang, ketika kamu masih punya ibu yang sehat,
pulanglah, ibu tidak membutuhkamu sukses hanya saja materi, namun ibu
membutuhkan kau kaya secara hati dan hakiki Mron.
Amron : ”Baik bang, hari ini juga
saya akan pulang bertemu dengan ibu saya, sudah hamper 6 tahun saya tidak
mengunjunginya, saya benar-benar salah dalam persepsi kepadanya, terimakasih Ya
Bang.
Apa yang terjadi dengan Amron, akhirnya ia pulang selama
beberpa hari di kampungnya , bertemu dengan ibunya yang sudah lama
merindukanya, mereka sangat bahagia melihat kepulangnya, setelah lima hari di
rumah ia kembali menghubungi saya dan bicara :
Amron : ”Assalamu’alaikum Bang,
Alhamdulillah saya bahagia sekali, sama sekali tidak seperti yang saya
bayangkan bang, tadinya saya pikir mereka akan sinis karena saya hampir tidak
pernah pulang sementara ketika pulang saya hanya naik bis dari Jakarta tidak membawa
mobil sendiri, ternyata sampai sekarangpun mereka tidak bertanya banyak tentang
itu, yang mereka Tanya adalah tentang perasaan saya bertemu dengan mereka”
Naqoy : ”Apa perasaanmu saat ini sahabatku?”
Amron : ”Seneng bang, happi”
Naqoy : ”Kalau rasa itu telah kamu miliki, lalu kamu
kembali ke JAKARTA, berikhtiar lagi dengan semangat seperti kemarin pasti
kamu lebih sukses dibandingkan yang kemarin sebelumnya”.
Naqoy : ”Memang Mron sukses bias dengan berbagai
cara, ada yang dimotivasi karena takut, cemas,malas,?”
Amron : ”Seneng bang, hepi”
Naqoy : ”Jagalah rasa bahagiamu,karena ia seperti
pelumas yang membuat kesuksesan jauh lebih cepat jalanya,?”
Akhirnya teman saya
ini kembali ke Jakarta, bekerja dan berikhtiar dengan tulus sehingga akhirnya
dalam waktu tidak lebih dari 3 tahun ia sangat sukses dan kaya. Padahal apa
yang dilakukan oleh Amron, sebelum pulang dan setelah pulang sama saja yaitu
bekerja dengan cara yang sama, yang membedakan hanyalah “Passion”nya, jika selama ini ruhnya adalah kesedihan.
Pada saat Amron
Bahagia, maka pekerjaan semakin menyenangkan dan bergairah, sebaliknya pada ia
bekerja dengan mengeluh, kesal dan kecewa maka itu akan menolak semua pintu
KESUKSESAN yang kita tunggu.
3
TIPS BAGAHIA TANPA SYARAT
1.
Milikilah bahasa tubuh yang menggambarkan sikap positif, dalam training The7Awareness ada dua cara bagaimana
respon tubuh kita dilihat oleh orang lain pertama adalah bahasa tubuh kita
menggambarkan kita “aura kasihan” dan
satu lagi adalah “aura kasih”. Sikap
dan karakter yang mudah cemberut, malas menyapa dan malas senyum adalah cirri
dari aura kasihan, sementara sikap murah senyum, menyapa dan mengucapkan salam
dan memiliki antusias adalah sikap dari Aura kasih.
2.
Lakukan sedekah. Mengapa
ini penting, dalam buku OMA yang baru saja diluncurkan di Jakarta dan di
Hongkong ternyata kebahagiaan kita itu memang bukan ketika kita dibantu oleh
orang lain namun justru sebaliknya kebahagiaan kita justru pada saat kita
membantu orang lain untuk hidup bahagia, diantaranya adalah sedekah. Ada yang
berpikir sedekah ketika kita punya uang, jadi selama belum punya uang yang
banyak akhirnya kita tidak pernah sedekah. Sedekah bukan lagi sebatas
pengetahuan akan tetapi sedekah adalah kebiasaan kita.
3.
Selalu Afirmasi.
Dalam buku 21 days tobe transhuman, dijelaskan bahwa jika afirmasi terus
menerus dilakukan tanpa terputus selama 21 hari maka akan menimbulkan nasib
yang lebih baik. Dalam bahasa yang sederhana adalah afirmasi adalah gabungan
pikiran positif, hati positif dan ucapan yang positif, misalnya pada saat kita
sakit, justru kita bilangnya sehat, pada saat kita sedang banyak hutang justru
kita bilangnya “Terima kasih Tuhan, Ya Allah saya kaya, saya bebas hutang”.
Bahagialah sekarang juga sahabatku
yang Great, tidak usah minta SK kepada atasan anda untuk bahagia, kalau anda
mengizinkanya saat ini juga anda akan langsung terasa bahagia, semoga suatu
saat nanti kita bias bertemu di tempat anda.
NANANG
QOSIM YUSUF (NAQOY)
Pria yang diusianya 29 tahun pernah
menggemparkan dunia karena berhasil memecahkan rekor MURI dunia, memberikan
training kepada 18.000 peserta selama 2 hari di Istora Senayan tahun 2009, Saat
ini beliau adalah Founder dan Master Trainer The7Awareness, buku-bukunya
telah banyak mencerahkan pembacanya,
dimulai The7Awareness, the heart of 7 awareness, awareness of Ramadan,
Jejak-jejak makna Entrepreneur, 21 DAYS TOBE TRANSHUMAN, One Minute Awareness
laris manis di took buku Gramedia. Saat ini sering memberikan motivasi di Metro
Tv. Klik http://www.youtube.com/watch?v=Ur3HiCjY7NI.
Untuk informasi training dan seminar menghadirkan NAQOY klik www.rumahkesadaran.com dan www.the7awareness.com email the7awareness@rumahkesadaran.com,
tlp 021-7291050