( Bersama menyebarkan 'Awareness" untuk sesama agar menjadi manusia diatas rata-rata)
(Berdiskusi Bersama Antara Ust.Jefri dan Ust.Naqoy untuk buku OMA, 22 Jan di Kediaman Uje)
Rumah Kesadaran (Jakarta). Tahun 2010 ini Nanang Qosim Yusuf terus menerus memanfaatkan waktunya untuk menulis buku trilogi OMA yang sudah lama tertunda.Setelah sukses menulis beberapa buku laris manis kesadaran seperti The7Awareness, The Heart of 7 Awareness, Awareness of Ramadan, Jejak-Jejak Makna dan segera yang akan terbit adalah One Minute Awareness. Dalam buku OMA sendiri ada banyak tokoh-tokoh yang dijadikan "icon" perubahan. Seperti dalam hal keikhlasan ada "Aa Gym", dalam hal pendidikan ada "Rhenald Kasali", dalam hal orang tua " Ust.Yusuf Mansur", dalam hal ketegaran "Krisdayanti", dalam hal menghadapi kematian ada" Anand Krishna", dalam hal keyakinan ada "SBY" dan tentunya dalam hal istiqomah, ada UJE.
Kali ini Nanang Qosim Yusuf mengangkat tentang Istiqomah (Komitmen) dari seorang ustad gaul bernama Uje. Perkenalan Nanang Qosim Yusuf sendiri dengan Uje diawali dari telepone dari Uje yang menyebutkan nama Uje al-Faqir. Dalam buku OMA,Uje adalah "icon" yang layak mendapatkan OMA dari Allah. Setelah sekian lama sejak masih SMA Uje mengenal dunia malam dan narkoba, dan Uje masuk dalam mimpi-mimpi buruk yang luar biasa, akhirnya perjalanan kesadaran spiritualnya sendiri dimulai ketika Umroh pada tahun 1999.
Seperti dalam training The7Awareness, tidak ada yang namanya kebetulan, tepatmya ketika berusia 27 tahun. Ternyata pernikahannya pun dilangsungkan pada tanggal 19-09-1999. Bagi Uje angka 99 memiliki makna yang penting dalam perjalanan perubahan menemukan OMA, wajar sehingga kita sering melihat nomer kenderaannyapun berhubungan dengan angka 99.
Dalam Umroh tahun itu, Uje menemukan dirinya adalah pribadi yang sangat kotor sekali, ketika selesai ziarah ke makam Nabi, Uje disadarkan oleh sebuah persitiwa spiritual "seperti ada yang melemparkanya dan ia menabrak tembok, dan UJE pun seolah-olah digambarkan masa lalunya termasuk semua keburukanya". OMA datang kepadanya dimulai sejak itu, lalu OMA-OMA lainya membakarnya, sehingga pada saat kelahiran anak pertamanya adalah puncak perkumpulan percikan api OMA yang membuatnya mengatakan istiqomah. Kesadaranya berubah lebih besar lagi ketika itu, dan sebagai momentum perubahanya ia berikan nama Adibah kepada anak pertamanya untuk mengingatkan prilaku ayahnya yang dimatanya "kurang beradab".
Maha suci Allah, setiap gerakan yang dilakukanya adalah bentuk kasih dan cinta Allah kepadanya, tugasnya adalah sekarang untuk menfaat sesama dan tentunya ikhlas dalam menjalani tugas-tugas yang sangat berat ini, bagi Uje kondisi sekarangpun adalah ujian yang memiliki titik berat yang sama, meskipun kondisinya berbada ketika dulu ia terkena narkoba. Kini Uje bertutur sama dengan Nanang Qosim Yusuf, bahwa Masa Lalu adalah Madrasah, hari ini adalah anugrah. Mari kita belajar dari masa lalu kita, agar kita semuanya berubah menjadi ManusIA Diatas Rata-Rata. Salam Kesadaran Indonesia