KATA PENGANTAR
” Yang merubah kita, bukan hanya pengalaman dan kecerdasan saja
Namun, kita membutuhkan sebuah kesadaran yang benar-benar
Membuat kita ambil keputusan untuk berubah, dan tidak akan
Kembali lagi, sebuah hitungan menit yang merubah jutaan menit anda setelahnya (one minute awareness)”
- Nanang Qosim Yusuf( NAQOY)-
I |
nilah buku ketiga dari The 7 Awareness . Setelah sukses buku pertama dan kedua (The Heart of 7 awareness), sebagai bagian akhir dari perjalanan panjang (long journey), saya menulis buku ini sebagai sebuah hadiah buat semua orang yang menginginkan, melakukan hidupnya berubah dari “Good” menjadi “Great”. Semua orang ingin berubah dan mungkin sudah berubah, namun jika perubahan itu hanya beberapa saat saja, rasanya kurang “afdhol”, sejatiya, perubahan adalah sebuah langkah awal untuk membuka kehidupan yang jauh lebih indah dan bahagia.
Setelah langsung turun melakukan talksow, seminar ataupun training di berbagai dearah, hati ini semakin yakin, bahwa perubahan yang konsisten, selalu didasari oleh satu kalimat yaitu ”Kesadaran”. Dalam hidup kita mempunyai jutaan menit yang sudah kita semua lewati, namun pertanyaan buat kita semua, adalah satu menit yang kita lewati merupakan “daya ungkit” untuk melompatkan kita ke tempat yang sangat tinggi dan mulia.
OMA (One Minute Awareness), merupakan daya ungkit dalam hidup setiap orang, para pemimpin dunia yang kita kenal adalah orang-orang yang telah menemukan OMA, sejak itulah perubahan datang kepadanya, terkadang dengan pelan-pelan namun juga terkadang ada dalam bentuk revolusi. Baik dirinya, orang terdekat dan lingkunganya merasakan perubahan yang ia lakukan.
Bangsa ini adalah bangsa yang sangat besar, memiliki ribuan pulau dan ratusan juta penduduknya beraneka ragam, merupakan karakter dari bangsa ini, seperti manusia, bangsa inipun mengalami perubahan setelah menemukan OMA, Lihatlah Jepang, yang bangkit setelah menemukan OMA, pada saat Nagasaki dan Hirosima di Bom Atom, Negara yang paling banyak bencana alamnya, mulai dari Gempa bahkan Tsunami, hari ini menjadi salah satu Negara maju dunia di Asia, Amerika, sebagai Negara Adikuasa hari inipun menjadi pemimpin dunia setelah menemukan OMA, bahkan sebuah daerah yang dulunya tertinggal dari peradaban, kemudian menjadi pusat peradaban Islam, yaitu Mekkah-Madinah, menjadi Negara yang sangat beradab juga serupa setelah menemukan dan merasakan OMA.
Manusia juga serupa, satu hari saya mendapatkan pertanyaan dari seorang sahabat, “Kalau OMA begitu penting, kenapa ada orang yang selalu diberikan masalah terus akan tetapi dirinya tidak pernah berubah?”, saya rasa ini pertanyaan bukan hanya sahabat saya saja, namun pertanyaan ini mewakili banyak orang. Saya tertekun lalu menjawab pertanyaan sahabat saya dengan berujar sebagai berikut : “Jangan-jangan orang itu sudah tidak menyadari dirinya punya masalah sama sekali”, kata saya.
Hal ini senada dengan sebuah kisah tentang yang saya beri nama GAJAH LAMPUNG, konon ada sebuah cerita, setelah gajah berhasil ditangkap ketika masih kecil, sang penjinak langsung mengikat tali di kaki sang gajah. Awalnya ia berontak, mencoba melawan, melepaskan tali yang mengikatnya, namun usahanya adalah sia-sia belaka, akhirnya sang gajahpun hidup dengan belenggu yang ada di kakinya. Uniknya, sampai gajah itu dewasa bahkan terlihat kekar dan besar, tali kecil yang mengikat kakinya tidak pernah terlepes dari sang gajah, padahal kalau ia tahu, sekali tendang saja, tali kecil itu akan putus sama sekali.
Cerita diatas mungkin saja relevan dengan orang yang sudah sulit berubah, belenggu-belanggu tersebut sudah terlalu lama ada, bahkan sejak ia masih kecil, ketika itupun ia belum menyadarinya sama sekali. Belenggu-belenggu itu awalnya adalah sebuah ucapan biasa namun bagi sang anak berdampak luar biasa, kalimat seperti “kamu bodoh, tolol,” kalimat-kalimat itu awalnya tidak berarti apapun, namun lama kelamaan ia menjadi tali belenggu yang mengikat kemampuan sang anak. Kelak pada saat ia dewasa, kemampuan untuk menunjukan eksistensi dirinya hilang bersama belenggu-belenggu tersebut, ia mati sebelum kematian sesungguhnya.
Buku ini adalah renungan terdalam dari keheningan pikiran, hati dan jiwa saya yang didukung dengan riset dan contoh-contoh terbaru dalam dunia bisnis dan menejemen, ditulis diberbagai tempat dan daerah. Saya ceritakan dulu, bagaimana buku ini ditulis, ketika saya sedang macet di jalan, sementara sang supir menyetir, saya menulis renungan ini, ketika sedang “break” training saya langsung mengisi waktu dengan mengetik, ketika menunggu seseorang dalam sebuah janji bertemu, ketika hati dan pikiran ini sedang gelisah, ketika hari-hari tidak ada training, saya langsung habiskan waktu saya dalam catatan ini, bahkan ketika sedang berlibur dengan keluarga, pas ada waktu luang dan longgar, saya langsung mengetik juga. Namun, salah satu tempat yang saya sukai untuk menulis adalah di depan saya pemandangan yang sangat indah dan hijau serta asri, menghadap ke sebuah gunung yang seolah berkata kepada saya “ jangan menyerah, terus dan terus”. Energi alam yang besar memberikan dampak yang sangat besar kepada karya-karya saya.
Tempat lain adalah mengetik didepan lautan yang bergemuruh, seperti sebuah orkestra akbar yang saling memaut antara satu dengan lainya. Jika, dengan gunung saya belajar tegar dan terus mencoba serta tidak ada istilah menyerah, dengan lautan, saya belajar menjadi penyabar, tenang dan damai. Meski diluar ada keributan dan masalah yang berat, namun hati ini tetap tenang dan damai. Sekarang kembali kepada buku ini. Jadi, manusia berubah, alam berubah dan semuanya berubah bukan semata-mata oleh dirinya saja, namun ada umpan balik dari tangan-tangan ilahi yang terlihat seperti kotoran kerbau namun sebenarnya adalah pupuk yang sangat langka dan bermanfaat.
Buku ini adalah hadiah sekaligus petunjuk buat para pemimpin yang merindukan perubahan namun mengalami ribuan hambatan, hingga dirinya berpikir untuk menyerah. Juga, buat para orang-orang yang sulit dirubah oleh orang lain dan buat orang-orang yang sudah nyaman dengan perubahan sesaat namun ia berhenti dan merasa sudah diatas segala-galanya. Juga buat orang-orang yang ingin selalu meningkatkan dirinya menjadi ”kelas 1” dalam segala bidang. Hal ini kenapa begitu penting, karena saya sendiri pernah ada dalam kondisi-kondisi diatas yang saya sebutkan. Kekerasan hati dan pikiran ini pernah menutup cahaya OMA yang datang kepada saya. Untungnya saya ambil sebuah pelajaran berharga dan memulai berdiri dan berlari seperti seekor rusa yang gesit, meninggalkan ketertinggalan dan kebodohan menuju cahaya dan kearifan. Saya menyadari buat anda yang baru pertama kali berlari, sedikit akan mengalami hambatan, namun seperti sebuah pepatah ”tidak ada yang bisa mengalahkan ketekunan”. Dari ketekunan melahirkan kebiasaan yang membuat anda menjadi pelari tercepat dalam hidup anda.
Tinggalkan keburukan yang ada dalam diri anda sekarang, atau keburukan itu akan selalu menjadi baju anda selamanya dengan berganti-ganti warna selamanya. Salam Kesadaran Indonesia.
Rumah Kesadaran,
Sudimara Selatan Ciledug
Tangerang Banten
Nanang Qosim Yusuf
Founder & Master Trainer